There
is no accurate definition for the word "friend".
Even
a translation was only represents one side of the millions who look.
"Dak bimbel coh ? Payo aman nak
bimbel be. Budak bimbel galek". This is opening conversation where i
was sit with him. Sebuah percakapan untuk menghibur dirinya yang hanya duduk
termenung mendengarkan semua pembicaraan mereka yang akan melanjutkan perguruan
tinggi.
Butuh
waktu yang lama untuk aku mengutarahkan pertanyaan itu, lebih tepatnya bukan
hitungan jam yang mebuat semua terasa lama. Tapi mereka lah yang sedari tadi
sedang asyik mengobrol di dekatnya, sementara batin ini sudah menunggu sedari
tadi untuk melontarkan pertanyaan penghibur. Waktu untuk mereka meninggalkan
kami berdua lah yang membuat semua terasa lamban.
"Lajulah
coh, nak bimbe igek. Tubuk masih mak ikak-ikak lah kagek"
Bukan
itu jawaban yang aku nantikan dan bukan itu pula jawaban yang sebarnya ingin
diutarakan. Aku tahu tersimpan sebuah jawaban besar yang ingin di utarakan,
tapi mungkin dia belum siap untuk mengutarakannya sekarang. Terlebih sebuah
jawaban yang beratlah yang bakal aku terima. Meski tanpa jawaban pun aku
sudah mengetahui semuanya.
Sejenak
aku berpikir untuk bisa mengetahui semuanya, mungkin terlalu egois. Namun di
satu sisi aku lah sahabatnya. Meski hanya seorang sahabat. Tapi tetap, sahabat
ialah sahabat.
"Payo
dem coh balek, suek lagi budak di tangge kak. Nuntut makan dulu, lapo asek ku.
baseng nak makan mane". Pintaku.
Memang saat itu seharusnya kami
sudah menuju parkiran motor, karena jam pulang sudah 20 menit yang lalu, namun
kami hanya duduk menikmati nasib di sebuah tangga yang penuh cerita, yang sebenarnya
kami lah menjadikan tangga tersebut penuh cerita.
=======
* es puter bang dani *
Huuuaaaaaah….
Aroma pempek kapal selam dan segarnya es puter yang menggoda terhidang di atas
meja. Tanpa basa-basi kami mulai menyantap semuanya. Disinilah waktu yang tepat
bagiku untuk menuntaskan pertanyaan tadi, pertanyaan yang bisa dijawab dengan
santai meski dengan ribuan beban.
"
Nga nak ngambek jurusan ap coh agek ? Wang yang lah bimbel be lum tentu lulus
coh ape lagi kitek yang penyelegan igek mikak". Tanyaku.
"
aku dak kuliah coh !"
Perasaan
bersalah menyelimutiku, diam dan hanya terdiam mendengar jawaban itu. Entah aku
telah menyakiti dia atau tidak. Yang pasti diriku hanya diam dan menyesali
pertanyaan tadi. Memang ia dari segi ekonomi jauh berbeda dari kami, tapi kami
hanya menikmati kebahagiaan sebuah kemewahan dari jerih payah orang tua.
Berbeda sekali dari dirinya yang menikmati sebuah kebahagiaan dari sebuah
kekurangan. Mensyukuri nikmat terdasar hingga yang paling tinggi kelak akan dia
capai.
Aku
tahu semua itu, bahkan teramat tahu jika bukanlah keinginannya untuk tidak
kuliah. Aku tahu itu hanya sebuah jawaban yang terlontar dari mulut bukan dari
kata hatinya. Dan aku pun tahu dukungan morillah yang sangat dia butuhkan,
namun semua bertolak belakang dengan keinginan keluarganya.
Namun,
entah mengapa aku tetap ingin mengutarakan pertanyaan tadi. Tanpa bertanya pun
secara tidak langsung aku sudah tahu jawabannya. namun disanalah kesalahan
terfatalku yang tetap egois ingin mengetahui seseorang.
Dibalik
semua keresahanku. Disinilah sebuah pelajaran besar yang aku terima. melihat
diriku yang merasa bersalah, ia tunjukan ikatan persahabatan yang hebat. Sebuah
ekspresi yang tidak menunjukan kemarahan, bahkan tidak ada terpancar sedikitpun
akan penyesalan.
Dengan hangat dia menatapku dan
berkata :
"
Galek wang ade jalan masing-masing coh
"
Cukup
dan teramat cukup akan sebuah penjelasaanya. Sebuah jawaban yang tanpa
memerlukan penjabaran panjang. Sebuah jawaban yang dapat dipahami seseorang
bahkan sebuah jawaban yang harus menjadi sebuah renungan seseorang.
Dari
sanalah aku banyak belajar akan sebuah pencapaian. Akan sebuah tujuan hidup
bahkan kerasnya hidup.
Terkadang
kita berpikir hidup ini tidak adil bahkan sangat tidak adil, namun inilah
hidup. Harus diakui bahwa hidup memang tidak adil. Namun untuk bertahan hidup
sangatlah adil dimata Allah.
Karena
setiap orang ada cara tersendiri untuk hidup, ada jalan tersendiri mencari arah
hidup. Karena hidup bukanlah seberapa jauh kita mencari hal untuk menghidupi
kita. Tapi seberapa penting hal tersebut yang telah kita miliki untuk hidup.
Mekasih coh, nga bae pecaye aman dak
kuliah bukan berarti dak sukses. Nga bae pecaye aman dak kuliah bukan berarti
dak pacak dapat ilmu. Nga bae pecaye aman dak kuliah bukan berarti bakal dak
hidup...
Aku sadar coh, nga bae pacak. Nga bae
bepikir sanggup. Berarti kami yang sedikit beruntung harus untuk pacak pulek coh.
Harus !! Berarti aku harus pacak pulek coh, aku yang tegal lagi bakal duduk di
bangku kuliah bakal semangat coh. Karena kitek ade jalan masing-masing kan ?
Ade coh, aku harus yakin kalu kitek ade jalan masing-masing.
Ingat ka'bah coh. Ingat kan ??? Insya
Allah kitek naik haji galek.
Amin
Dem maaf bae aman ku ngambek latar
belakang nga..aman nga tahu pulek q yakin nga dak kan marah
Tidak
ada definisi akurat untuk kata "sahabat".
Bahkan
sebuah penjabaran pun hanya mewakili satu sisi dari jutaan sisi yang terlihat
dedicate by aries for you who are lucky