Senin, 24 Juni 2013

the first

Postingan kali ini simple

Saya egyd tradiga hanya ingin mengucapkan terima kasih kepada M Bagus Hadi Kusuma yang sudah rela menjadi probandus saya.

Thanks you very much bro, you are the first people who get injection by me.

Thanks for trust me and thanks for hematom nya


I will remember you like people remaind the ex.







Regard

Tradiga

Minggu, 23 Juni 2013

doakan saja anakmu ini


Assalamualaikum.
Apa kabar kalian hari ini? Semoga dalam keadaan berbahagia
apakah kalian tidak mau bertanya atau minimal tahu bagaimana kabar saya...ah itu bukanlah hal penting bagi kalian. Namun sesungguhnya dari hal sepele seperti inilah yang akan menciptakan kebiasaan hingga menjadi sebuah sifat.

kalau belum jelas akan saya jabarkan.
hari ini saya baru saja menelpon orangtua, seperti rutinitas biasanya, saya akan menelpon atau ditelpon seminggu dua kali. Kalaupun lupa hanya satu kali. Sebatas melepas kerinduan saja. Namun biasanya saya lah yang ditelpon pada hari minggu.

Saya dan kalian itu sama. Terutama yang kuliah jauh dari orang tua. kenapa? Karena  setiap ditelpon selalu saja  pertanyaan awal yang dilontar orangtua itu; lagi apa nak? sudah makan belum? Bagaimana kuliahnya?
Kalian sebagai anak akan menjawab panjang lebar bahkan bercerita bla...bla...bla.
Setelah semua pertanyaan terjawab,  orangtua kita tetap mengajukan pertanyaan;  duit makan masih cukupkan nak?
Baru setelah itu telpon dimatikan. Meski diakhiri iming iming agar kuliah yang rajin dan hemat hemat serta bla..bla..bla yang kalian sendiripun sudah hapal. Cukup singkat memang

Namun hari ini saya baru menyadari bahwa kita sebagai anak hanya menegakkan egois saja. Kenapa?
Coba renungkan, apakah setiap berkomunikasi anda akan bertanya balik. misal; mama lagi apa? mungkin sering, namun hanya selintas.
atau...Pernahkah  anda yang bertanya duluan kepada beliau;  ma, mama apa kabar? atau kalau pertanyaannya terlalu berat, berapa kali anda menanyakan kabar orangtua setelah mereka menanyakan kabar anda? sangat jarang. Karena kita masih merasa muda untuk peduli dengan orang lain. Kalaupun bertanya, itupun menyakan keadaan adik bagi yang punya.

Saya sempat berpikir jika sesekali orangtua lah yang akan jadi narasumber. Mungkin jika saya tetap menghayati penulisan ini akan meneteskan airmata. Karena saya sempat berpikir bagaimana jika saat orang tua bertanya kabar saya dan menjawab sambil tertawa bahkan beliau ikut tertawa mendengar cerita kita, tetapi sesungguhnya beliau sendiri sedang sedih tapi tidak mengatakan itu kepada kita. Hanya untuk tidak mencemaskan kita.

Mungkin disaat mama bertanya sudah makan atau belum, sesungguhnya ia sendiri kelaparan belum makan

mungkin disaat ia bertanya uang masih cukup atau tidak, ia sendiri ternyata sedang tidak ada uang.
Karena sesungguhnya kita tidak tahu darimana kiriman uang yang kita terima. Entah uang tabungan, uang hasil pinjaman tetangga, uang hasil penjualan perabotan rumah atau rumah itu sendiri. Karena orangtua kita berjuang untuk kita

mungkin ocehan mereka tidak berarti apa apa bagi kalian, karena kalian sudah merasa besar. Namun ocehan itulah yang paling mereka takuti jika terjadi pada kalian.  Dalam doa mereka selalu menyebut nama kalian. Yakinlah

Sudaaaaah.cukuuup....cukup...tapi memang tulisan ini terlalu plin plan dan gak berarti

Kamis, 20 Juni 2013

Spesial untuk yang selalu terkenang

Untuk kakek di sana. Tolong doanya biar kita bisa berkumpul di surga

Dalam hitungan hari bulan ramadhan bakal tiba yang berarti tepat dengan bulan-bulanya almarhum berpindah dunia.

Bagi kalian. Hari lebaran itu adalah hari kemenangan. Tapi tidak untuk keluarga papa.

Tepat di malam takbiran. Kakek menghembuskan napas terakhir. Entah apa penyebabnya. Bahkan sakit pun tidak. Hanya tiba tiba jatuh dan niatan checkup di bawa ke rumah sakit. Terus yang awalnya bisa bicara, bergerak sana sini tapi ternyata di waktu malamnya mendadak penurunan kesadaran. Dan....

Karena mati itu kehendak Allah. Hanya apa saja perantaranya yang berbeda



Pada dasarnya gue emang seorang cucu yang gak ngerti balas budi. Kenapa? Karena gue hanya punya satu kakek, satunya lagi sudah berpesta ria di surga saat mama mash kecil. Jd gue gak sempat ketemu


Kakek gue yang ini jiwa muda banget. Soalnya apapun perkembangan zaman ia ikuti. Kalo ke rumah itu pasti beliau mintak nada dering dangdut paling baru, karena dulu emang hape lagi up nya poliphonic. Sekarang aja sudah ada yang berbasis windows

Pokoknya kalu mau mengenang semunya, sampe gue ketiduran bangun terus hapus iler 13 kali pun gak akan kelar. Intinya gue bangga punya kakek kayak gini

ini kakek gue alm. H.  Zaidir




Senin, 10 Juni 2013

untuk kamu

Untuk kamu dengan belitan kain mengikat kepala
Untuk kamu yang hanya menampakkan wajah

Tuliskan namamu disini


dan aku akan mencarimu


tertanda
pria soleh nan tampan

Untuk kalian yang pengen kuliah.


Mungkin postingan ini sudah basi bagi kalian, namun apa daya, gue kesal kalau dengar apa yang namanya ‘pengumuman snmptn undangan’. Cukup gue aja yang tahu.

Semakin cangggihnya zaman, manusia ababil juga semakin merajalela. Kenapa? Karena orang yang tiap detiknya selalu nampang di social media mendadak sembunyi gegara gak lulus undangan. Sementara ada orang yang cuman bisa ‘bermesum ria’ dengan MIRC mendadak ngebuat twitter, biar semua jagat raya tahu kalau dia lulus, keterima  SNMPTN undangan jurusan kebidanan di ITB.

Loh gak mikirin mereka yang gak lulus apa? Mending kalau yang gak lulus, nah yang gak punya kesempatan daftar itu lebih menyakitkan. Seharusnya loh diem aja, pendam sendiri, namanya manusia itu munafik kalau gak ada rasa iri. Oke fine karena itu sebuah kebanggan, tapi hargailah. Kalau kalian mau semua orang tahu, yah… pecahkan saja gelasnya, biar ramai, biar mengaduh sampai gaduh.
---

Back to topic. Tapi tampilan kali ini kebanyakan berupa angka, jadi yang punya phobia matematika mending gak usah baca, karena gue kasihan sama kalian yang sudah semasa sekolah gak pernah pengayaan, eh sekarang ketemu lagi

Pendaftar snmptn undangan pada 2013 sebanyak 765.531 siswa yang berarti 17,45% dari total seluruh siswa.  Yang diterima 133.604 siswa. Itu data yang gue dapatkan dari detik.com
Pertanyaanya, berapa jumlah siswa kelas 3 SMA ditahun 2013?
Setelah dilakukan perhitungan maka didapatkan 4.386.997 siswa

Setahu gue, kuota undangan maksimal 50% dari total kuota snmptn.
·         berapa mahasiswa yang tidak lulus PTN?
Jawab
Siswa lulus SNMPTN undangan =50% x kuota PTN=133.604
2(Siswa lulus SNMPTN undangan) =2(50% x kuota PTN)=2(133.604)

2(50% x kuota PTN)=2(133.604)
>>>Kuota PTN =267.208 mahasiswa
Siswa yang tidak lulus PTN = Total seluruhsiswa – kuota PTN
                                               = 4.386.997 - 267.208
                                               = 4.119.789 orang
Pusingkan bacanya. Pake kalkulator aja kalau gak percaya.



Anggap yang kuliah di swasta  80% dari yang tidak lulus
·         berapa siswa yang masuk di swasta?

Siswa yang kuliah diswasta = 80% x Siswa yang tidak lulus PTN
                                                 = 80% x 4.119.789
                                                 = 3.295.831,2 (dibulatkan)= 3.295.831 orang

·         Berapa total mahasiswa yang kuliah baik di negeri maupun swasta?

Total = PTN +swasta
                   = 267.208 + 3.295.831
                   = 3.563.039 orang

Ternyata sebanyak tiga juta lima ratus lebih orang yang berkuliah, wajar terkadang ada beberapa universitas yang lebih mengutamakan wahana ini sebagai bisnis daripada pendidikan.


Oke lanjut.
Saya anggap 8% yang belum ngelanjutin kuliah itu menganggur
·         berapa yang menganggur?

 = Siswa yang tidak lulus PTN - Siswa yang kuliah diswasta
= 4.119.789 - 3.295.831
= 823.958 orang

Yang menganggur = 8% x tidak masuk PTN atau SWASTA
                         = 8% x 823.958
                         =65.917 orang

Berarti setiap tahun bangsa kita ini sudah memproduksi pengagguran puluhan ribu.
Saya anggap lagi sisanya 12% siswa yang tidak kuliah itu langsung bekerja
= 12% x Sisa yang tidak masuk PTN atau SWASTA
 = 12% x 823.958
=98.875 orang

Gue satu paham banget bagi mereka yang berani mengambil keputusan untuk bekerja, asal dia punya keahlian disini. Karena kata teman gue @aries, dak kuliah bukan berarti dak sukses. Bener banget omongan beliau, karena nyatanya kuliah bukan tolak ukur, kita bisa suskes minimal bekerja. tapi skill. Meski nyatanya gak punya skill pun bisa asal ada “---*---”.

Terakhir.
taraaaaaa………surprice
Inilah indonesia, sebuah kenyataan yang kalian harus tahu


tapi tenang, penulis adalah seorang mahasiswa swasta yang hidup di daerah terpencil yang gak ngerti apa-apa tentang perhitungan dan tentang apa namanya nasionalisme.

Hanya Indonesia

Hanya di Indonesia
kamu bakal menikmati pulau yang luas
Hanya di sumatera Selatan
Manusia kekurangan lahan
Hanya di sekayu
Kamu akan bertanya, seluas apa Negara kita?


Hanya di Indonesia
Kamu menyadari apa itu demokrasi
Hanya di sumatera selatan
Kamu bakal tahu, masyarakat berharap pada demokrasi
Hanya di Sekayu
Kamu menyadari demokrasi itu ajang pembohongan

Hanya di Indonesia
Kamu akan menikmati kebebasan pers
Hanya di sumatera selatan
Pejabat lebih takut media dari Tuhan
Hanya di sekayu
Kamu bakal tahu, media bukan putih

Hanya di Indonesia
Kamu akan bebas bermunafik ria
Hanya di sumatera selatan
Kamu dilegalkan berdusta
Hanya di sekayu
Kalian diajarkan berbohong

Hanya di Indonesia
Kamu bakal menggelengkan kepala
Hanya di sumatera selatan
Kamu berharap bisa merubah semuanya
Hanya di sekayu
Kamu merasa kalau kamulah yang berbeda

Hanya di Indonesia
Orang pintar dijauhkan
Hanya di sumatera selatan
Orang benar diungsikan
Hanya disekayu
Orang jujur dijadikan korban

Hanya di Indonesia
Kamu punya harapan besar
Hanya di sumatera selatan
Kamu mengasah perubahan
Hanya di sekayu
Kamu merasa semua tiada guna

Hanya di Indonesia
Kamu akan menyimpan Tanya
Hanya di sumatera selatan
Kamu bisa menjawab semua Tanya
Hanya di sekayu
Jawaban kamu semua salah, disalahkan

Hanya di Indonesia
Kamu bakal menemukan sumatera selatan
Hanya di sumatera selatan
Kamu bakal menemukan sekayu
Hanya di sekayu
Kamu bakal tahu dimana aku dilahirkan

Hanya di Indonesia
Kalian akan mendapati saya
Hanya di sumatera selatan
Saya bisa menulis semua ini
Hanya di sekayu
Saya bisa melihat setitik gelap, hanya setitik

Hanya di indonesia. Entah disana
Hanya di sumatera selatan. Entah di sana
Hanya di sekayu. Entah disana
Hanya…
hanya….
hanya saja semua bohong