Jumat, 08 November 2013

Untuk temanku Janita Dwi Putra



Sulplice!

Ya ya ya yaaa. Jadi kemarin saya sebagai bakal calon presiden mengadakan kunjungan kenegaraan ke rumah bakal wakil calon presiden, Bapak Tulus.

Saya yang memang dekat dengan Bapak Tulus bukan hanya membicarakan masalah kenegaraan, tetapi sekalian silaturahmi. Anda tahu dimana lokasi Bapak Tulus? Di sebuah kota kecil bernama Indra Laya.
Nah disini saya tidak ingin membicarakan masalah diskusi singkat dengan Bapak Tulus, tetapi lebih menekankan pada silaturahmi.

Anda tahu apa itu silaturahmi? Silaturahmi adalah… Heemmm… Mungkin…Hemmm.. Ya pokoknya silaturahmi ya silaturahmilah.



Bukan hanya Bapak Tulus yang ingin saya kunjungi, tetapi juga disana ada saudara Reno beserta saudara Ato’ bahkan teman teman semasa muda juga bermukim ke sana, maka dari itu saya mengajak saudara Janita untuk dapat berkunjung bersama sama. Bukankah niatan saya itu baik? Toh, mereka di Laya juga gak kan menolak.

Namun sayang sungguh disayang, terkadang apa yang kita perbuat di masa lampau gak akan berpengaruh untuk masa depan. Terkadang kebersamaan di masa dulu seakan sirna hanya karena rutinitas. Dan sesungguhnya  kebersamaan yang kita anggap manis akan terasa pahit jika salah satu komponennya pergi.

Kenapa saya berkata demikian? Karena itulah yang saya rasakan. Akan penghianatan seorang *ah abaikan


Saudara Janita, sesungguhnya niatan saya ini baik, ikhlas, tapi kenapa engkau terlalu sibuk akan dunia mu. Apakah engkau telah berubah teman? Istighfar Janita. Bukan berarti engkau pasti akan bermukim di Lalan lalu engkau enggan menginjakan kaki ke Laya. Ingat Janita, Lalan itu masa depan mu. Sementara kami adalah masa sekarangmu. Apa karena dinas lalu engkau melupakan kami? Jawab teman!

Ini  saya persembahkan kumpulan kekecewaan teman kita akan dirimu. Aku harap engkau sudi untuk membacanya, aku harap engkau dapat bercermin akan hal ini
 
  

Apakah engkau tidak sedih melihat ini Janita? Sungguh engkau telah berubah. Engkau pantas dilaknat. Semoga Bapa memaafkan dosa mu.




Tidak .. tidak. Tidak cukup hanya sebatas itu, ternyata engkau lebih kotor dari apa yang saya bayangkan. Engkau tahu apa? Hanya gegara Folback.
 

 


Apalah coba arti sebuah folback? Dan engkau tahu siapa yang tidak engkau folback itu? Dia adalah Reno yudistira, teman mu sendiri. Bahkan lebih dari teman, ingatkah kalian pernah satu kosan bahkan “semakan seminum”?  Ingat? Ah kamu gak akan ingat. Kamu sudah dewasa sekarang. Gak peduli lagi dengan hal semacam ini.

Langsung lihat saja ini. Saya dan yang lainnya sudah merasa berat untuk menasehati anda lagi.















lihat sendiri bukan betapa kecewanya kami? Dan anda sudah menyadarinya kan, dengan meminta maaf melalui twitter. Tapi itu twitter, bukanlah media resmi. Apakah anda tidak bisa mengucapkannya langsung? Atau anda malu menghubungi kami langsung, cuman sebatas sms meminta maaf anda malu?

Bahkan saudara Tulus sudah melapangkan dada kepada anda, lihat ini!
 



Ya anggap saja semuanya hanya khilaf semata dan anggap saja kami sudah memaafkan anda.


Tapi betapa terkejutnya saya ketika anda membatalkan janji dengan kami, lalu anda membuat janji dengan orang lain.





Anda membuat janji dengan orang lain saat sedang berjanji dengan kami bukan? Hanya sebatas mencoba ring basket baru. Oke cukup!

Saya sudah bebel ngingatke nga kak nang. Pacaklah nga beijon dewek. Nak besok lah besok, denjuk bini lah boleh anak. Dem mare aman itu pecak carek nga.





Arrrrr, alangke ladas aku tawe nang. hahaha. sakit asek mulut naweke sekak :p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar