Sulplice!
Ya ya ya yaaa. Jadi kemarin
saya sebagai bakal calon presiden mengadakan kunjungan kenegaraan ke rumah
bakal wakil calon presiden, Bapak Tulus.
Saya yang memang dekat dengan
Bapak Tulus bukan hanya membicarakan masalah kenegaraan, tetapi sekalian silaturahmi.
Anda tahu dimana lokasi Bapak Tulus? Di sebuah kota kecil bernama Indra Laya.
Nah disini saya tidak ingin
membicarakan masalah diskusi singkat dengan Bapak Tulus, tetapi lebih
menekankan pada silaturahmi.
Anda tahu apa itu
silaturahmi? Silaturahmi adalah… Heemmm… Mungkin…Hemmm.. Ya pokoknya
silaturahmi ya silaturahmilah.
Bukan hanya Bapak Tulus yang
ingin saya kunjungi, tetapi juga disana ada saudara Reno beserta saudara Ato’
bahkan teman teman semasa muda juga bermukim ke sana, maka dari itu saya
mengajak saudara Janita untuk dapat berkunjung bersama sama. Bukankah niatan
saya itu baik? Toh, mereka di Laya juga gak kan menolak.
Namun sayang sungguh
disayang, terkadang apa yang kita perbuat di masa lampau gak akan berpengaruh
untuk masa depan. Terkadang kebersamaan di masa dulu seakan sirna hanya karena
rutinitas. Dan sesungguhnya kebersamaan
yang kita anggap manis akan terasa pahit jika salah satu komponennya pergi.
Kenapa saya berkata demikian?
Karena itulah yang saya rasakan. Akan penghianatan seorang *ah abaikan
Saudara Janita, sesungguhnya
niatan saya ini baik, ikhlas, tapi kenapa engkau terlalu sibuk akan dunia mu.
Apakah engkau telah berubah teman? Istighfar Janita. Bukan berarti engkau pasti
akan bermukim di Lalan lalu engkau enggan menginjakan kaki ke Laya. Ingat
Janita, Lalan itu masa depan mu. Sementara kami adalah masa sekarangmu. Apa
karena dinas lalu engkau melupakan kami? Jawab teman!
Ini saya persembahkan kumpulan kekecewaan teman
kita akan dirimu. Aku harap engkau sudi untuk membacanya, aku harap engkau
dapat bercermin akan hal ini
Apakah engkau tidak sedih melihat ini Janita? Sungguh engkau
telah berubah. Engkau pantas dilaknat. Semoga Bapa memaafkan dosa mu.
Tidak .. tidak. Tidak cukup hanya sebatas itu, ternyata
engkau lebih kotor dari apa yang saya bayangkan. Engkau tahu apa? Hanya gegara
Folback.
Apalah coba arti sebuah folback? Dan engkau tahu siapa yang
tidak engkau folback itu? Dia adalah Reno yudistira, teman mu sendiri. Bahkan
lebih dari teman, ingatkah kalian pernah satu kosan bahkan “semakan
seminum”? Ingat? Ah kamu gak akan ingat.
Kamu sudah dewasa sekarang. Gak peduli lagi dengan hal semacam ini.
Langsung lihat saja ini. Saya dan yang lainnya sudah merasa
berat untuk menasehati anda lagi.
lihat sendiri bukan betapa
kecewanya kami? Dan anda sudah menyadarinya kan, dengan meminta maaf melalui
twitter. Tapi itu twitter, bukanlah media resmi. Apakah anda tidak bisa
mengucapkannya langsung? Atau anda malu menghubungi kami langsung, cuman
sebatas sms meminta maaf anda malu?
Bahkan saudara Tulus sudah
melapangkan dada kepada anda, lihat ini!

Ya anggap saja semuanya hanya
khilaf semata dan anggap saja kami sudah memaafkan anda.
Tapi betapa terkejutnya saya
ketika anda membatalkan janji dengan kami, lalu anda membuat janji dengan orang
lain.
Anda membuat janji dengan orang
lain saat sedang berjanji dengan kami bukan? Hanya sebatas mencoba ring basket
baru. Oke cukup!
Saya sudah bebel ngingatke nga
kak nang. Pacaklah nga beijon dewek. Nak besok lah besok, denjuk bini lah boleh
anak. Dem mare aman itu pecak carek nga.
Arrrrr, alangke ladas aku tawe nang. hahaha. sakit asek mulut naweke sekak :p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar