HaPe.
Siapa yang gak tahu Hape? Atau remaja
mana yang zaman sekarang gak punya hape? Yah, gadget kayak gini mah sudah jadi
kebutuhan primer sekarang. Bahkan mereka punya lebih dari satu.
Hampir semua orang sekarang itu gak
bisa kalau seharian aja gak liat hape, malah beberapa diantaranya cemas jika
dalam beberapa saat aja gak cek hape. Sekarang itu hape sudah merupakan barang
wajib serta barang kesayangan semua orang. Emang hape itu semacam wadah yang
berisi semua hal tentang kita, mulai dari foto, pesan, dan blablabla… jadi
semacam hal pribadi tertuang di sana. Mungkin juga bisa dibilang; data,
kenangan, atau sedikit tetang apapun itu hidup kalian tertuang di dalam sana.
Apa jadinya jika hapenya hilang? Asli,
kalian bakal syok. Terutama tentang semua kenangan yang tersimpan di sana.
Dan saya merasakan itu. Hape ‘biskuit’ nokia X5 saya entah terjatuh
dimana, beserta semua kenangan didalamnya pun ikut lenyap. Bagi hape sekelas
X6, memori 16gb itu lebih dari cukup untuk menyimpan semua foto dan catatan
saya sewaktu SMA. Apalagi semenjak kelas 3 SMA saya gak pernah menghapus pesan.
Harapannya sih biar entar bisa nostalgia sendiri.
Tapi tapi, ya ikhlaskan. Mungkin Allah cuman mau biar kenangan itu diingat di
kepala dan di hati aja kayaknya.
Dan dan dan hari ini lebih parah
lagi. Memori hape saya yang satunya tiba tiba gak bisa kebaca, virus? Bukan. Rusak
tepatnya. And what the hell of this? Semua
catatan kuliah, jadwal, materi kuliah, dan pokoknya semua mengenai perkuliahan
dari blok 1 sampai blok 9 semua ada di sana. Dan seingat saya terakhir, total
seluruh isi memori itu yang kepake itu hamper 27gb. Dan ternyata semua isinya…
Kalian bayangkan sebanyak apa slide
dosen, modul praktikum, modul LKK, proposal TPP, laporan tutorial dan foto-foto
hingga tetekbengek yang lainnya hingga
bisa sampai 27gb. Banyaaaaaaaaakkkk………..
Satu word itu paling kisaran 100kb, satu foto itu kisaran 3mb. Dan saya
hanya punya 7 lagu dalam hape ini. bayangkalah berapa banyak dokumen yang raib.
Rasanya itu pengen sekali nangis,
atau paling enggak nyalahin orang. Namun apa daya, istighfar sepertinya lebih dari cukup
Entalah apa sesungguhnya salah saya,
dan saya belum mengerti apa sih rencana Tuhan dibalik ini